Rabu 11 Mar 2015 16:27 WIB
Rupiah melemah

Rupiah Melemah, Pemerintah: Wajar Kalau Ada Guncangan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rupiah Terus Merosot: Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Terus Merosot: Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Deputi Koordinator Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus meminta masyarakat tidak panik dengan gejala pelemahan rupiah. Dia meyakini fenomena ini hanya berlangsung sementara.

Bobby menjelaskan rupiah melemah karena ekonomi Amerika Serikat membaik. Lagipula, dolar menguat terhadap hampir semua mata uang, bukan hanya kepada rupiah.

Ibaratnya, kata Bobby, Amerika adalah raksasa yang tadinya tidur dan sekarang mulai bangun serta bergerak. "Kalau raksasa bergerak, wajar ada goncangan di sekitar," kata Bobby seusai menghadiri acara Microfinance di Hotel JS Luwansa, Rabu (11/3).

Bobby mencatat, dalam sepekan terakhir ada lebih dari 20 mata uang yang mengalami pelemahan terhadap dolar. Mata uang yang paling dalam terdepresiasi adalah rubel Rusia.

"Rupiah di urutan keenam. Depresiasinya sekitar atau lebih dari 5 persen," ucap dia.

Kendati begitu, Bobby menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya dengan cara mengurangi defisit transaksi berjalan dan menjaga tingkat inflasi.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement