Rabu 11 Mar 2015 00:45 WIB

BI Jatim: Pertumbuhan Deposito Membaik

Rep: Andi Nurroni/ Red: Satya Festiani
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.
Foto: epublika/Yasin Habibi
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pertumbuhan deposito di Jawa Timur menunjukkan perbaikan. Pada bulan Januari 2015, deposito di Jawa Timur, tumbuh sebesar 23,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy). Pada tahun 2014, deposito hanya mampu tumbuh sampai level 22,15 persen, didorong oleh pertumbuhan deposito pemerintah yang tumbuh sebesar 57,91 persen (yoy).

Direktur Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Syarifuddin Basara melaporkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2015 mencapai Rp 387,18 triliun atau meningkat sebesar 14,25 persen. Sementara, suku bunga simpanan meningkat dari rata-rata tertimbang 4,42 persen (Desember 2014) menjadi 4,49 persen pada Januari 2015.

“Sementara pertumbuhan kredit di Jawa Timur mencapai 12,00 persen dengan nilai nominal Rp 343,53 triliun. Kedua indikator ini mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK dan kredit nasional, yang masing-masing sebesar 14,22 persen dan 11,63 persen,” kata Syariffudin dalam rilis yang diterima Republika di Surabaya, Selasa (9/3).

Syarifuddin melanjutkan, total aset perbankan di Jawa Timur pada Januari 2015 mencapai Rp 478,94 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,81 persen (yoy). Angka tersebut, kata dia, tergolong masih lebih lambat dibandingkan pertumbuhan aset di tingkat nasional, yaitu sebesar 14,04 persen (yoy).

Penyaluran kredit di Jawa Timur, kata Syarifuddin, masih didominasi oleh kredit yang bersifat produktif dengan pertumbuhan sebesar 12,62 persen untuk kredit modal kerja dan 8,43 persen untuk kredit investasi. Kedua kredit tersebut, dia menjelaskan, memiliki proporsi 73,47 persen dari total kredit.

Sedangkan untuk kredit konsumsi, menurut Syarifuddin, mengalami pertumbuhan sebesar 12,56 persen dan memiliki proporsi 26,53 persen dari total kredit. Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor-sektor utama dalam struktur PDRB Jatim, yaitu sektor industri pengolahan (29,53  persen) dan sektor perdagangan besar dan eceran (25,55 persen) dengan pertumbuhan masing-masing secara berurut sebesar 13,36 persen dan 11,98 persen.

Tingginya penyaluran kredit di Jawa Timur, kata Syarifuddin, menunjukkan fungsi intermediasi perbankan yang sudah cukup baik. Berdasarkan lokasi proyek atas kredit yang disalurkan, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat cukup tinggi, yakni sebesar 102.29 persen. Angka LDR yang berada diatas level 100 persen mengindikasikan adanya dana kredit dari bank di luar wilayah Jawa Timur untuk pembiayaan proyek.

Tingginya LDR, kata Syarifuddin, juga dipengaruhi oleh penurunan rata-rata suku bunga kredit dari 12,38 persen (Desember 2014) menjadi 12.34 persen. Secara umum, stabilitas sistem perbankan masih cukup kondusif meski dihadapkan pada peningkatan risiko kredit yang terlihat pada Non-Performing Loan (NPL) yang kini berada di level 2,05 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement