Ahad 08 Mar 2015 17:58 WIB

Blok Mahakam Harus Jatuh ke Tangan Pertamina

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kapal Pertamina Gas 1 di ship to ship (STS) Teluk Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (9/10).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kapal Pertamina Gas 1 di ship to ship (STS) Teluk Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (9/10).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kontrak Kerja Sama blok migas Mahakam di Kalimantan Timur akan habis pada 2017 mendatang. Pertamina pun menyatakan kesanggupannya mengelola blok yang saat ini masih dikelola oleh perusahaan asal Perancis, Total Indonesia.

Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika menyatakan, seusai dengan ketentuan, maka apabila kontrak habis maka prioritas pengelolaan Blok Mahakam akan jatuh kepada Pertamina.  "Jangan coba-coba cari hal yang tidak perlu dicari. Seusai PP no 34 bahwa kalau kontrak habis maka diberikan prioritas ke Pertamina. Kasihkan ke sana. Nanti pertamina akan berfikir secara bisnis," jelas Kardaya, Ahad (8/3).

Dia melanjutkan, perkara apakah Total apakah digandeng atau tidak, itu kembali kepada kebijakan Pertamina. Menurutnya, bisa saja Total masih ada di blok Mahakam apabila Pertamina masih menghendaki adanya kerjasama bisnis."Kalau kerjasama dengan total baik, akan dilakukan," ujar Kardaya.

Namun beralihnya blok Mahakam kepada Pertamina nanti bukan tanpa kompensasi. Kardaya mengungkapkan, ke depan blok Mahakam harus terus berproduksi. Operator selanjutnya harus terus menggenjot produksi termasuk penemuan cadangan baru.

"Yang tidak boleh itu bukan produksinya turun, tapi harus ada cadangan baru," ujarnya.

Kardaya menambahkan, apabila betul Blok Mahakam dikelola Pertamina, maka sifatnya haruslah kelanjutan produksi, bukan eksplorasi dari awal lagi.  "Kontraknya bukan pakai cost recovery, karena cost recovery hanya cocok untuk yang belum ketemu. Jangan lagi masuk ke kontrak CR karena merugikan negara," lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur Total Indonesia Hardy Pramono meminta adanya masa transisi dalam pengelolaan Blok Mahakam. Hardy menyatakan, masa transisi diperlukan untuk melanjutkan teknologi dan ilmu dari Total kepada operator selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement