Ahad 08 Mar 2015 16:03 WIB

FTA dengan Eropa Masih Penjajakan

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Djibril Muhammad
Seorang penjaga stan menata produk unggulan yang dipamerkan dalam Pameran Produk Unggulan Jawa Timur di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (2/9).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang penjaga stan menata produk unggulan yang dipamerkan dalam Pameran Produk Unggulan Jawa Timur di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (2/9). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto belum bisa menjanjikan Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dan Uni Eropa. Proses FTA tersebut masih sebatas rencana dan belum ada tindak lanjut serta kesepakatan.

"Sementara ini belum ada kesepakatan, masih sebatas rencana saja," kata Harjanto di Jakarta, Ahad (8/3).

Menurut Harjanto, Uni Eropa memang menjadi pangsa pasar besar bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Dengan adanya ekspor ke Uni Eropa, maka dapat meningkatkan daya saing industri TPT di dalam negeri.

Selama ini, ekspor TPT Indonesia ke negara-negara Uni Eropa belum mendapatkan preferensi khusus karena masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 12 sampai 30 persen.

Sebelumnya diketahui Uni Eropa berencana melibatkan seluruh negara di kawasan Asia Tenggara dalam FTA, sehingga tercipta kerjasama antar lingkup regional. Kerja sama ini akan menyelesaikan hambatan perdagangan internasional kedua belah pihak dan tidak dikaitkan dengan masalah fiskal.

Dengan demikian, tidak ada lagi ekonomi yang memakan biaya tinggi. FTA difokuskan untuk mempermudah birokrasi perdagangan, sehingga pungutan liar bisa dihilangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement