Sabtu 07 Mar 2015 10:46 WIB

Harga Minyak Dunia Turun Karena Dolar AS Melonjak

Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Harga uMinyak Dunia Turun - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah laporan pekerjaan AS yang kuat mengirim dolar melonjak pada Jumat atau Sabtu (7/3) pagi WIB, mendorong aksi jual di pasar minyak yang mengakibatkan kontrak berjangka AS kembali di bawah 50 dolar AS per barel.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 1,15 dolar AS menjadi ditutup pada 49,61 dolar AS di New York Mercantile Exchange, berakhir mendekati tingkat harga minggu lalu.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, acuan internasional, turun 75 sen menjadi menetap di 59,73 dolar AS per barel di perdagangan London.

Laporan pekerjaan Februari datang jauh lebih kuat dari yang diharapkan. Ekonomi terbesar dunia itu menambahkan 295,00 pekerjaan, dan tingkat pengangguran turun dua persepuluh menjadi 5,5 persen, tingkat terendah sejak Mei 2008.

"Laporan pekerjaan yang kuat adalah negatif untuk minyak, dan alasan mengapa indeks dolar telah terbakar sejak data ini keluar pagi ini," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

"Dolar reli karena harapan The Fed akan menurunkan waktu 'bersabar'-nya ketika bank datang untuk menaikkan suku bunga, dan reli dolar itu benar-benar menyebabkan minyak dilanda aksi jual hari ini," kata dia.

Greenback mencapai tingkat tertinggi terhadap euro dalam 11,5 tahun terakhir.

Dolar yang semakin kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang asing lebih lemah. Jumlah rig minyak terbaru Amerika Utara dari Baker Hughes jatuh untuk ke-13 pekan berturut-turut, dengan 64 unit atau 6,5 persen, menjadi 922 rig pada minggu ini.

Beberapa pengamat pasar memperkirakan tren penurunan jumlah rig pada akhirnya akan mengarah pada penurunan produksi minyak mentah AS. "Jumlah rig AS mendukung pasar, tetapi agak sulit untuk

mengatasi dolar yang kuat," kata Flynn.

Brent awalnya mendapat dukungan dari berlanjutnya kerusuhan di Libya yang mempengaruhi operasi minyak.

Kelompok militan Negara Islam (IS) menewaskan delapan penjaga pada Jumat dalam serangan terhadap ladang minyak Al-Ghani di Libya selatan, Libya National Oil Company (NOC) mengatakan. Kekerasan dan perlambatan di terminal ekspor telah memaksa sebagian ladang minyak ditutup untuk beberapa minggu terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement