Senin 02 Mar 2015 01:00 WIB

Pemkot Malang Buka Pasar Tani

Rep: C74/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasar Tani (ilustrasi)
Pasar Tani (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota Malang membuka pasar tani untuk mendorong kemajuan pertanian di kota Malang. Walikota Malang, Mochammad Anton meresmikan pasar tani sekaligus mengukuhkan kelompok kontak tani nelayan andalan (KTNA) kota periode 2014-2019. 

"Kami berharap secara khusus KTNA Kota malang mampu mendorong kemajuan pertanian kota malang, serta kepada para petani kota malang mempertahankan lahan pertaniaanya sehingga dapat menguatkan ketahanan pangan," kata Anton dalam sambutannya, Ahad (1/3).

Pasar tani di lapangan rampal akan diadakan rutin setiap hari Ahad mulai dari jam 6 sampai 11 siang dengan stan yang menjual produk-produk pertanian kota Malang seperti sayuran organik, hasil olahan buah-buahan, hasil perikanan dan peternakan serta hasil budidaya anggrek. Selanjutnya kegiatan ini dikordinasikan oleh TP PKK dan persit kartika candra kirana.

Pasar tani menjadi salah satu langkah konkret Pemkot Malang atas penandatanganan kerjasama tentang pengembangan budi daya ubi jalar antara Pemerintah Kota Malang dengan PT. Sentra Pengembangan Agri Bisnis Terpadu. Hal ini merupakan tidak lanjut dari rencana Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pertanian Kota Malang untuk menjalankan langkah diversifikasi sebagai upaya membangun ketahanan pangan yang tidak hanya bertumpu kepada sektor beras.

Ada tiga hal pokok yang selalu dibutuhkan masyarakat terkait dengan produk pertanian, yakni kebutuhan atas karbohidrat, kebutuhan atas vitamin dan kebutuhan atas protein. Dalam konteks kebutuhan akan karbohidrat dimaksud, langkah terobosan diwujudkan melalui pemanfaatan lahan tidak produktif.

Diproyeksikan ada 5 Ha lahan yang akan digarap dengan kegiatan budi daya dan penanaman ubi jalar. Dalam perhitungannya untuk 2 (dua) kali panen, dengan masa panen normalnya 5 (lima) bulan, minim akan dihasilkan 20 ton ubi jalar dengan nilai jual sekitar Rp 80 juta. Hal ini juga dikandung maksud agar ada keragaman konsumsi masyarakat dalam pemenuhan karbohidrat. Sehingga tidak hanya bergantung pada produksi beras, sekaligus menjadi salah satu ruang bagi masyarakat khususnya petani penggarap untuk memperoleh penghasilan tambahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement