REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun ada kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir, secara umum Bank Indonesia mengatakan perkembangan ekonomi Indonesia cukup baik.
“Kita melihat bahwa di bulan Januari deflasi. Kita juga memperkirakan di bulan Februari nanti terkendali. Bahkan beberapa kebijakan pemerintah untuk melakukan reformasi pengelolaan subsidi bahan bakar minyak (BBM) membuat inflasi nanti akan terjaga,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Rabu (25/2).
Gubenur BI itu juga mengapresiasi ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang tepat waktu, sehingga akan berdampak baik kepada rencana realisasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Sementara dari sisi moneter, menurut Agus Martowardojo, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah. Ia menyebutkan, dari sisi moneter mesti mewaspadai perkembangan di Amerika Serikat (AS) yang ekonominya cenderung terus membaik, dan juga mewaspadai negara-negara seperti di Eropa, Jepang yang melakukan quantitative easing atau pelonggaran kebijakan moneter.
“Kita juga memperhatikan bahwa Cina sebagai satu mitra dagang utama Indonesia ternyata sekarang mempunyai pertumbuhan dengan normal yang baru karena tidak lagi di kisaran 10-9 persen bahkan sudah mengarah ke 7-6 persen, sehingga akan tentu melihat dinamika yang ada di dunia maupun di nasional, dan ini yang kita koordinasikan,” kata Agus