Selasa 24 Feb 2015 15:25 WIB

Pertamina: Elpiji 3 Kg Langka karena Penimbun

Rep: C85/ Red: Djibril Muhammad
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).
Foto: epublika/Darmawan
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga gas melon di sejumlah daerah dipicu oleh langkanya stok elpiji 3 kilogram (kg) di beberapa penyalur. Pertamina sendiri menampik anggapan bila stok distribusi tidak lancar.

Direktur Pemasaran dan Ritel Pertamina Achmad Bambang menegaskan, distribusi gas melon sudah disesuaikan dengan kuota baru yang meningkat dari kuota sebelumnya.

"Bahkan ditambah jika ada potensi kosong melalui operasi pasar oleh kami. Namun masih saja ada permainan penimbunan agar harga dapat naik. Belum lagi kemungkinan tindakan ilegal lainnya," jelasnya, Selasa (24/2).

Bambang menambahkan, dari operasi pasar, akan ketahuan daerah mana yang mengamati kekurangan stok. Pertamina berjanji akan menambah pasokan gas melon berapapun jumlahnya bila diketahui ada kelangkaan.

Bambang juga menegaskan harga hingga tingkat pangkalan tidak ada peningkatan. Hanya saja, untuk pedagang eceran di luar kendali Pertamina sehingga bisa jadi merekalah yang mengambil margin terlampau tinggi.

Bambang mengambil contoh, harga eceran tertinggi di Depok sesuai aturan Pemda Depok sebesar Rp 16 ribu di tingkat pangkalan. Sehingga bila ada harga lebih tinggi lagi di tingkat pengecer maka itu adalah margin pedagang eceran.

Bambang juga berharap agar untuk harga elpiji ini pemerintah memastikan agar penyalurannya tepat sasaran. Terlebih Bambang beranggapan kalau subsidi tetap lebih baik diterapkan pada elpiji 3 kg.

"Karena ini barang subsidi, kami inginnya agar Pemerintah mengatur hanya kepada yg berhak saja, syukur-syukur jika subsidinya diberikan secara tetap atau fix misal, 2.000 per kg seperti Solar yg diberikan rp 1.000 per kg," ujar Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement