REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengatakan, untuk meningkatkan ekspor Indonesia harus memiliki strategi yang realistis. Akselerasi ekspor dan perdagangan internasional dapat dicapai apabila produk-produk buatan dalam negeri memiliki daya saing yang bagus.
"Di Malaysia share dari ekspor terhadap ekonomi cukup tinggi karena produk mereka kompetitif," kata Hendri di Jakarta, Senin (23/2).
Selain itu, Indonesia juga harus jeli melihat struktur ekonomi di setiap negara tujuan ekspor. Karena di masing-masing negara memiliki segmen pasar dan produk yang berbeda. Dengan demikian, strategi ekspor di berbagai negara juga harus dibedakan sesuai dengan pangsa pasarnya.
Menurut Hendri, hal terpenting untuk meningkatkan ekspor yakni dengan membuat kebijakan yang saling terintegrasi antar kementerian. Pemerintah harus bisa memilah sektor apa saja yang akan di dorong untuk menjadi produk ekspor. Dia mencontohkan, Cina bisa mendorong ekspor manufaktur sebesar 95 persen karena ada insentif biaya yang murah sehingga kompetitif.
Setelah itu, strategi tersebut dituangkan ke dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), sehingga dapat menjadi acuan bagi pemerintah. Hendri mengatakan, dengan kebijakan investasi dan strategi yang jelas, bisa mengarahkan swasta mau masuk di sektor mana.
"Kita akan bisa mencapai pertumbuhan ekspor, namun harus ada sinergi kebijakan dan kesungguhan dari RPJMN," kata Hendri.