Senin 23 Feb 2015 15:45 WIB

Pabrik Sawit Bisa Perangi Perubahan Iklim, Caranya?

Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi
Perkebunan Kelapa Sawit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau mengklaim pabrik kelapa sawit di daerah tersebut sudah berupaya membantu pemerintah dalam memerangi terjadinya perubahan iklim sekaligus mengatasi krisis listrik yang kini terjadi di Riau.

"Suatu pujian bagi perusahaan perkebunan yang telah mengolah limbah jadi energi listrik untuk konsumsi sendiri atau kepada masyarakat melalui PLN," papar Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan Disbun Provinsi Riau, Sri Ambar di Pekanbaru, Senin (23/2).

Dia mengatakan, langkah yang telah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir oleh lima perusahaan pabrik kelapa sawit di Riau dinilai membantu pemerintah provinsi dalam mengatasi terjadinya krisis listrik di daerah itu akibat laju pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan data terakhir Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tahun 2014 menyebutkan baru sekitar 61 persen ratio elektrifikasi listrik di provinsi tersebut yang memiliki 12 kabupaten/kota terutama pada tingkat kabupaten seperti wilayah pesisir.

Kelima pabrik kelapa sawit tersebut yakni PT Musim Mas Pangkalan Kuras di Kabupaten Pelalawan yang menghasilkan listrik dua MW, kemudian perusahaan yang sama dan berada di Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan menghasilkan listrik 1,5 MW. Lalu PT Meskom Agrosarimas di Kabupaten Bengkalis menghasilkan listrik 2 MW, PT Arya Rama Perkasa di Kabupaten Rokan Hulu menghasilkan listrik satu MW dan PT Perkebunan Nusantara V Tandun di Kabupaten Kampar menghasilkan listrik 1,3 MW.

"Secara tidak langsung perusahaan sawit itu telah melakukan hal nyata dan ikut memerangi perubahan iklim karena memanfaatkan limbah cair jadi energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga biomassa," katanya.

Ia berujar, PT PN V Tandun mengaku dapat menghemat penggunaan biosolar pada tahun 2013 sebanyak 1.855.542 liter. Disamping keuntungan biaya energi di pabrik minyak kernel turun dari Rp 302/kg menjadi Rp 229/kg serta mengurangi biaya pemeliharaan kolam.

"PT PN V Tandun saat ini juga sudah terdaftar di UNFCC dan Dewan Nasional Perubahan Iklim, sehingga masuk dalam clean development mechanism atau perdagangan karbon. Emisi carbon yang berhasil ditahan adalah 14.836 ton CO2," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement