Ahad 22 Feb 2015 11:38 WIB

Umat Islam Belum Pahami Konsep Asuransi Syariah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Petugas melayani nasabah di kantor pelayanan Asuransi Takaful Keluarga , Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melayani nasabah di kantor pelayanan Asuransi Takaful Keluarga , Jakarta, Kamis (29/1).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemahaman umat Islam terhadap asuransi syariah masih minim. Dalam pemikiran umat, ada konsel tawakal dan ikhtiar. Kalau masuk asuransi jiwa, sebagian menilai tawakalnya tak ada.

Karena itu, DPW Muhammadiyah Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Recapital Life Insurance (Relife) dalam program kepesertaan asuransi syariah bagi warga Muhammadiyah.

''Memang pemahaman umat terhadap asuransi masih kurang dibandingkan dengan potensinya yang besar. Apalagi, ada embel-embel syariah. Makanya,  Takaful juga berat," ujar Ketua DPW Muhammadiyah Jabar Ayat Dimyati di sela-sela penandatangan MoU, akhir pekan lalu.

Ayat menilai, umat harus terus diberikan edukasi agar bisa  memahami konsep asuransi. Jadi, harus ada pendampingan terkait aspek hukum menggunakan produk asuransi. ''Kami berharap kerja sama ini merupakan bagian dari ikhtiar kita untuk memberikan pencerahan,'' katanya.

Kalau umat sudah tercerahkan, kata dia, maka peningkatan kepesertaan asuransi syariah pun arus terus dikembangkan.

Penandatanganan MoU antara DPW Muhammadiyah Jabar dengan Relife itu dilakukan oleh Ketua DPW Muhammadiyah Jabar Ayat Dimyati dengan Direktur Utama Relife Cevi Sudarto di Jalan Talagabodas Kota Bandung.

Hadir pada kesempatan itu Sekum Muhammadiyah Kabar Makhmud Syafe'i dan Direktur Pemasaran Relife Hery Suranto serta sejumlah pengurus DPW Muhammadiyah Jabar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement