Sabtu 21 Feb 2015 10:00 WIB

Imbas Konflik Ukraina, Rusia Diambang Krisis?

Kekerasan di Ukraina
Kekerasan di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga pemeringkat internasional Moody's memangkas peringkat utang Rusia satu tingkat menjadi di wilayah 'sampah' (junk) pada Jumat (20/2). Moody's menduga krisis Ukraina serta penurunan harga minyak dan rubel akan lebih melemahkan perekonomian Rusia.

Hanya selama satu bulan sejak penurunan terakhir peringkat kredit Moskow, Moody's mengatakan Rusia 'diperkirakan akan mengalami resesi yang mendalam pada 2015 dan terus kontraksi pada 2016'. "Penurunan kepercayaan kemungkinan akan membatasi permintaan domestik dan memperburuk ekonomi Rusia yang sudah kekurangan investasi kronis," ujar lembaga pemeringkat itu memperingatkan.

Moody's memangkas peringkat obligasi negara itu satu tingkat menjadi Ba1, tingkat "spekulatif" atau "sampah" dari sebelumnya di Baa3. Langkah ini tidak jauh berbeda dengan lembaga pemeringkat lainnya Standard & Poor's mengundang kemarahan Moskow pada 26 Januari, karena menurunkan peringkat utang negara itu ke tingkat sampah. Hanya berselang sebulan, dua lembaga pemeringkat memangkas peringkat utang Rusia.

Moody's mengatakan pada Jumat bahwa kekuatan fiskal pemerintah akan berkurang secara material dalam menghadapi berlanjutnya pelarian modal. Akses Rusia kepada pasar modal internasional juga diperkirakan akan berkurang. Moody's juga melekatkan prospek negatif pada peringkat utangnya pada beberapa bulan mendatang.

Penurunan peringkat ini hanya berselang sepekan setelah pertempuran di Ukraina. Pertempuran ini merusak kesepakatan gencatan senjata baru yang dinegosiasikan antara pemimpin Rusia, Jerman, Prancis, Ukraina dan pemberontak pro-Moskow. "Tampaknya lebih mungkin bahwa Rusia akan menghadapi sanksi tambahan daripada sanksi-sanksi saat ini yang diangkat dalam beberapa bulan mendatang," katanya.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement