REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) melantik pengurus baru. Ketua Umum MES Muliaman D Hadad berharap pengurus baru mampu meningkatkan kontribusi ekonomi syariah Indonesia dalam ekonomi global. “Saya sangat termotivasi oleh negara-negara tetangga seperti Thailand dan Jepang,” katanya, Selasa (17/2).
Ia mengatakan secara syariah negara Thailand dan Jepang dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan sistem syariah di Indonesia. Di Thailand saat ini tingkat industri halal telah mencapai 25 persen. Di Jepang juga demikian, bahkan kini di Jepang masyarakat muslim tidak terlalu mengalami kesulitan saat harus mencari tempat ibadah.
Kedepanya diharapkan MES juga dapat mendorong keterlibatan sistem syariah dalam sektor riil seperti infra struktur. Menurutnya, saat ini sektor keuangan syariah di Indonesia sudah cukup berkembang, hal ini harus diimbangi dengan diterapkanya pembangunan sektor riil berbasis syariah.
“Kami berencana akan merancang skema pembelian pesawat dengan sistem syariah, selain itu pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan tol juga juga dapat dikembangkan dengan sistem syariah,” ucapnya. Dengan begitu maka nantinya kontribusi ekonomi syariah terhadap pertumbuhan nasional akan semakin luas.
Ketua dewan pembina MES Maruf Amin mengatakan saat ini pangsa pasar perbankan syariah hanya sekitar 5 persen. Ia berharap kedepanya pangsa pasar dapat ditingkatkan menjadi lebih dari 50 persen. “Seharusnya syariah memimpin pangsa pasar di Indonesia,” ucap Maruf.
Ia cukup prihatin karena meskipun populasi muslim di Indonesia besar namun peran terhadap negara relatif kecil. Oleh karena itu ia berharap kedepanya perbankan syariah dapat mendominasi pangsa pasar. “Saya optimis,” katanya.
Selain ekonimos syariah dan pembangunan infrastruktur dengan sistem syariah kedepanaya MES juga fokus untuk meningkatakan pariwisata berbasis syariah. Keseriusan itu dibuktikan dengan hadirnya perwakilan dari Kementrian Pariwisata.