REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur, Selasa (17/2) memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,5 persen. BI rate sebelumnya tercatat sebesar 7,75 persen.
Sementara itu, suku bunga lending facility tetap berada di level 8 persen. Suku bunga deposit facility turun sebesar 25 bps dari 5,75 persen menjadi 5,5 persen.
"Bank Indonesia hari ini menurunkan BI rate dan deposite facility rate karena melihat dan meyakini bahwa pengendalian inflasi untuk terjaga rendah dan stabil cukup mengarah kepada inflasi di bawah 4 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam konferensi pers di gedung Bank Indonesia, Selasa (17/2).
Agus mengatakan tidak ada unsur politik dalam kebijakan menurunkan suku bunga BI rate. Bank Indonesia telah melakukan kajian dalam Rapat Dewan Gubernur berdasarkan fakta, data dan kajian yang dilakukan BI. "Apa yang disampaikan hari ini adalah pandangan Bank Indonesia," tegas Agus.
Agus mengatakan, kebijakan tersebut konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016. Kebijakan itu sejalan upaya BI mendukung pengendalian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Selama 2014, lanjutnya, kinerja perekonomian Indonesia relatif cukup baik dengan stabilitas makro ekonomi yang terjaga dan proses penyesuaian ke arah yang lebih sehat. Kondisi itu sejalan dengan kuatnya fundamental ekonomi dan berbagai kebijakan stabilisasi ekonomi dan reformasi struktural yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah.
Di samping itu, Indeks Harga Konsumen Januari deflasi 0,24 persen (mtm) bersumber penurunan harga BBM dan tekanan produk adminitered price. Pada akhir 2014, rasio kecukupan modal (CAR) masih tinggi di kisaran 19,4 persen. Sementara, rasio kredit bermasalah (NPL) di kisaran 2 persen. "Likuiditas membaik, didorong ekspansi rekening pemerintah dan aliran masuk uang kartal pasca perayaan akhir tahun," imbuhnya.
Bank Indonesia tetap menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 14-16 persen dan pertumbuhan kredit di kisaran 15-17 persen pada akhir 2015.
BI memperkirakan ke depan perekonomian Indonesia semakin baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga. Kebijakan Bank Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi, mengelola defisit transaksi berjalan yang sehat, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.