Selasa 17 Feb 2015 13:33 WIB

Pertanian Sumbang Surplus Ekspor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk pertanian menyumbang surplus yang menggembirakan bagi neraca perdagangan. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, pada Januari 2015 ekspor sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 8,9 persen menjadi 0,4 miliar dolar AS. Sedangkan pada Januari 2014 produk pertanian justru mengalami defisit yakni mencapai minus 0,8 persen.

Rachmat menjelaskan, sektor yang naik signifikan diantaranya CPO naik sebesar 7,1 persen, serta kopi, teh, dan rempah-rempah naik menjadi 56 persen. Sementara kakao juga mengalami peningkatan mencapai 17,6 persen.

"Sektor pertanian menjadi primadona ekspor di tengah lesunya ekspor sektor lain," ujar Rachmat di Jakarta, Selasa (17/2).

Rachmat mengatakan, Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi kepada Kementerian Pertanian untuk melakukan strategi peningkatan produksi pertanian. Menurutnya, salah satu upaya agar ekspor produk pertanian dapat meningkat yakni melalui penanganan paska panen yang baik. Oleh karena itu, diperlukan teknologi agar hasil pertanian bisa menjadi produk yang baik serta memenuhi standar pasar ekspor.  

Selain itu, lahan-lahan pertanian juga harus dijaga dan diperluas. Karena saat ini tidak sedikit lahan pertanian yang mulai berubah menjadi lahan bangunan dan industri. Penyaluran benih dan pupuk juga harus dilakukan diatur dengan mekanisme yang baik sehingga tidak merugikan para petani.

"Kita harus membangun industri pertanian yang terintegrasi sehingga perlu ada teknologi," kata Rachmat.

Sementara itu, total ekspor perdagangan pada Januari 2015 mencapai 13,3 miliar dolar AS. Sedangkan, impor mencapai 12,6 miliar dolar AS. Dengan demikian terjadi surplus sebesar 709,4 juta dolar AS.

Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan Januari 2014 yang mengalami defisit sebesar 443,9 juta dolar AS. Surplus perdagangan pada Januari 2015 didorong oleh surplus nonmigas sebesar 748 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement