Senin 16 Feb 2015 15:36 WIB

Harga Solar dan Premium tak Jadi Turun Bulan Ini

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah urung menurunkan harga BBM jenis solar pada pekan kedua Februari ini. Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyatakan bahwa harga BBM solar tidak ada perubahan.

Begitu pula dengan harga BBM jenis premium. "Harga tetap tidak ada perubahan," ujar Wiratmaja singkat kepada Republika, Senin (16/2).

Keputusan ini adalah hasil pertimbangan pemerintah atas tren harga minyak yang terus turun, namun beberapa hari terakhir sempat mengalami kenaikan. Kemungkinan penurunan harga sempat dimunculkan oleh pemerintah pada awal bulan ini, melihat tren harga minyak saat itu yang terus menurun. Pemerintah merencanakan untuk menurunkan harga BBM jenis solar  pada 15 Februari lalu, namun ternyata urung terjadi.

Pertamina sendiri mengonfirmasi bahwa memang tidak ada instruksi dari pemerintah untuk menurunkan harga BBM per tanggal 15 Februari 2015 ini. Direktur Hilir Pertamina Achmad Bambang menjelaskan, kewenangan penentuan harga sepenuhnya ada pada pemerintah.

"Dan memang tidak ada instruksi penurunan. Tapi memang dengan harga saat ini saja kami merugi," ujar Bambang.

Dengan harga solar saat ini, Bambang menyebut,  dengan angka Rp 6.400 dan subsidi Rp 1.000, Pertamina menyatakan masih merugi Rp 351 per liternya. Padahal seharusnya pemerintah memberikan dukungan kepada Pertamina, terlebih Pertamina berencana mengelola blok migas Mahakam.

Sementara itu, penguatan harga minyak dunia diperkirakan hanya bersifat sementara, akibat pengaruh kondisi politik di Yunani dan Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement