Senin 16 Feb 2015 05:10 WIB

Demi Ketahanan Pangan, Samarinda Kembangkan Peternakan Kelinci

Kelinci
Foto: Edwin Putranto/Republika
Kelinci

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mencanangkan Rabbit Day atau Hari Kelinci 2015 sebagai salah satu upaya mendorong kegiatan ternak kelinci di daerah setempat. Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail mengatakan dulu, kelinci hanya dianggap sebagai binatang peliharaan atau hias. Namun sekarang mulai diarahkan dan dikembangkan pada peternakan kelinci pedaging yang bisa dikonsumsi sebagai makanan pengganti daging. 

"Saat ini, kami terus melakukan pembinaan untuk pengembangan peternakan kelinci sekaligus mencoba pengembangan kulinernya," kata dia, Ahad (15/2).

Selain pameran dan kontes kelinci, pada pencanangan tersebut juga diramaikan berbagai kegiatan lainnya, diantaranya pembagian secara gratis berbagai menu makanan olahan daging kelinci yakni sate kelinci, bakso kelinci dan nugget kelinci. Menurut dia, mencintai kelinci, ujung-ujungnya bagaimana bisa memberikan pendapatan kepada masyarakat. Nusyirwan mengatakan prospek budidaya kelinci sangat besar. Apalagi kelinci termasuk hewan kategori keluarga banyak atau dalam sekali melahirkan bisa menghasilkan anak hingga sembilan ekor.

"Tidak ada ancaman atau larangan mengkonsumsi kelinci dan dijamin 100 persen halal. Mari kita ubah paradigma lama yang menganggap, kelinci hanya hewan peliharaan. Jadi, sekarang dimakan oke, dipelihara boleh, apalagi bulunya pun bernilai jual tinggi," ujarnya.

Selain dagingnya yang sehat dan murah, limbahnya juga bisa digunakan, termasuk kencing kelinci yang dapat dijadikan sebagai pupuk dengan harga jualnya Rp 25.000 per liter. Bulu kelinci, kata dia, bahkan bisa dijadikan aksesoris dengan nilai jual tinggi yakni mencapai Rp 10 juta. 

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Samarinda Syamsul Bahri mengatakan bahwa pengembangan kelinci tersebut merupakan hal yang wajib. Suka atau tidak suka, pengembangan kelinci harus dilakukan sebagai upaya ketahanan pangan. Kebutuhan daging sapi terus meningkat sementara harganya melambung tinggi sehingga daging kelinci menjadi alternatif pengganti daging sapi dan kerbau. 

"Tinggal bagaimana warga, mau mengkonsumsi atau tidak yang jelas beda, antara kelinci pedaging dengan hias," kata Syamsul Bahri.

Di Samarinda saat ini sudah terbentuk kelompok budidaya kelinci yang berada di Kelurahan Lok Bahu dan wilayah Kecamatan Palaran. Kelompok budidaya kelinci itu menyediakan kebutuhan di rumah makan kuliner kelinci termasuk di depot kelinci Al Koetai di Balaikota yang baru-baru ini diresmikan Wali Kota Samarinda.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement