Sabtu 14 Feb 2015 12:28 WIB

Petani Buah Perlu Tambahan Modal

Karsipan petani buah jambu air merah delima memanen buah miliknya di Betokan, Demak, Jateng, Senin (24/6).
Foto: Antara
Karsipan petani buah jambu air merah delima memanen buah miliknya di Betokan, Demak, Jateng, Senin (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Buah-buahan didorong untuk menjadi komoditas ekspor mengatakan kendala yang dihadapi para petani adalah modal usaha dan akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah agar petani buah merasa terayomi oleh pemerintahannya sendiri.

Dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang itu mengatakan tanpa ada upaya pemberdayaan terhadap para petani buah di dalam negeri, petani tidak akan mendapatkan nilai tambah apapun.

"Gagasan tersebut harus ditindaklanjuti dengan tindakan nyata, seperti memberikan modal usaha dan membuka akses pasar ke luar negeri bagi para petani buah di dalam negeri. Dengan demikian, gagasan yang dilontarkan menjadi bermanfaat," ujarnya, Sabtu (14/2).

Menurutnya, buah lokal harus terlebih dahulu dimantapkan lahan dan produksi agar kuota dan kualitas buah bisa memenuhi permintaan pasar internasional. Para petani penghasil buah lokal harus dibimbing dan diberi penyuluhan secara rutin agar memahami dengan baik produksi dan pasarnya sehingga tidak asal promosi dan menghasilkan.

Ketua Penyuluh Pertanian NTT itu mengatakan produksi buah di dalam negeri tidak menghasilkan ukuran yang sama, sehingga banyak yang ditolak negara lain. Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, buah jambu mete yang sudah di ekspor ke India juga masih harus ditingkatkan jumlah dan kuota produksinya untuk memenuhi permintaan dari negara itu.

Demikian pula kopi dan vanili dari Flores dan Alor yang sudah tembus pasar internasional, juga masih terkendala dengan stok dari komoditas itu sendiri, sehingga menjadi ancaman bagi usaha bisnis tersebut.

Ia menambahkan jeruk keprok dari SoE di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang terkenal manis, juga hanya sampai di pasaran Kupang, karena petani buah tidak memiliki akses pasar untuk di ekspor ke luar negeri.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sebelumnya mengatakan buah-buahan dalam negeri harus mampu menembus pasar ekspor, dimana kualitas buah dalam negeri atau lokal tersebut sesungguhnya tidak kalah dari buah-buahan impor asal negara lain.

"Itu tahapan yang harus kita bangun, sebagai orang Indonesia harus mencintai produknya sendiri, produk dalam negeri," ujar Rachmat.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement