REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bank-bank syariah menilai belum perlu melakukan penawaran saham perdana (IPO) meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau BUMN maupun perusahaan swasta, termasuk bank-bank syariah. OJK menilai penting untuk terus menambah jumlah efek syariah untuk pendalaman pasar.
Direktur BRI Syariah Ari Purwandono melihat imbauan OJK adalah agar modal bank syariah menjadi besar sebagai upaya penguatan modal. Sehingga terjadi percepatan pertumbuhan dan lebih tahan terhadap risiko bisnis.
Tetapi tidak semua perusahaan bersedia menjadi perusahaan terbuka. Menurutnya, perlu dilihat juga apakah juga bank syariah sudah memenuhi syarat.
''Efek syariah yang masuk dalam konstituen indeks syariah kan sudah banyak,'' ungkap Ari dalam pesan singkatnya kepada ROL, Kamis (12/2).
Di lokasi berbeda, Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan IPO untuk menambah modal sebenarnya hal yang baik. Tapi sementara BNI Syariah belum akan melakukan itu.
Karena itu, BNI Syariah memilih rencana menerbitkan sukuk dulu tahun ini yang tidak berpengaruh pada modal tapi pada dana pihak ke tiga (DPK). Ini dilakukan untuk memperbaiki rasio pembiayaan terhadap DPK (FDR).
Di akhir 2014 lalu FDR BNI Syariah 93 persen. Jika tidak ada upaya apapun yang dilakukan, FDR BNI Syariah bisa mencapai 98 persen. ''Maka kami harus mencari cara selain menghimpun dana secara reguler, alternatifnya dengan sukuk,'' kata Dinno.
Untuk bisa IPO, BNI Syariah harus familiar dengan pasar modal, karena itu maka BNI Syariah terbitkan sukuk dulu. Selain itu, Dinno mengungkapkan modal BNI Syariah masih cukup dengan rasio CAR juga masih sangat baik di level 18 persen. Jika pertumbuhan tetap seperti pada 2014, BNI Syariah merencanakan IPO dua tahun mendatang.
Sekretaris Umum Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Achmad K. Permana mengatakan hal senada. Sampai saat ini belum banyak bank syariah yang melakukan IPO karena harus jelas penggunaan dananya.
Tapi tidak menutup kemungkinan cara ini digunakan untuk mencari sumber dana. ''Kami belum lihat urgensi IPO untuk perbankan syariah. Anak usaha syariah masih nyaman dengan induknya,'' kata Permana.