Ahad 08 Feb 2015 12:27 WIB

Gaikindo: Perusahaan Hendropriyono Bukan Anggota Kami

Rep: C85/ Red: Didi Purwadi
 Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M
Foto: AP
Presiden Indonesia Joko Widodo, tengah, duduk di samping Chairman Proton Holdings Bhd. Mahathir Mohamad (kanan) dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak jelang penandatanganan nota kesepahaman antara Proton and PT Adiperkasa Citra Lestari, di Shah Alam, M

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Malaysia terkait mobil nasional (mobnas) dengan menggandeng produsen otomotif kebanggaan Malaysia, Proton, memberikan tanda tanya besar bagi publik Indonesia. Banyak pihak menilai keputusan Jokowi kurang tepat.

Namun, terkait mobnas, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) belum tahu mengenai kerja sama tersebut. Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, pun merasa heran lantaran perusahaan milik mantan penasihat tim transisi Jokowi-JK, Hendropriyono, menjalin kerjasama tersebut.

Jongkie menyebut PT Adiperkasa Citra Lestari milik Hendropriyono tersebut bukan anggota Gaikindo.

"Perusahaan itu (milik Hendropriyono) bukan anggota kami. Saya tidak tahu menahu. Kalau Proton yang di Jakarta malah anggota kami. Tapi, perusahaan yang itu (PT ACL) bukan anggota kami," kata Jongkie kepada Republika.co.id, Ahad (8/2).

Jongkie juga menyebut pekan depan dirinya akan bertemu dengan anggota Gaikindo untuk memperjelas duduk perkara kerjasama yang didukung oleh Presiden Jokowi ini.

Sebelumnya perusahaan milik AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari, menggandeng perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton Holding Berhad, untuk mengembangkan mobil nasional (mobnas).

Kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan MoU, disaksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, pemimpin Proton Tun Dr Mahathir Mohamad, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement