Jumat 06 Feb 2015 23:05 WIB

BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi 2015 Lebih Baik

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (11/1). Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh angka 5,8%-6,2% pada 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 5,7%.
Foto: Republika/Prayogi
Pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (11/1). Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh angka 5,8%-6,2% pada 2014, lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 5,7%.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia(BI)  optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2015 lebih baik dibandingkan 2014. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perkiran BI pertumbuhan ekonomi 2015 bisa mencapai 5,4-5,8 dengan pertumbuhan moderat 5,6 persen.

Perry mengatakan optimisme ini disebabkan lantaran besarnya stimulus fiskal. Pada tahun 2014 lalu, Indonesia menghabiskan anggaran yang sangat besar untuk subsidi BBM. Hal ini mengakibatkan ruang fiskal untuk menodorng pembangunan sangat terbatas. Sekarang, dengan dihapuskannya subsidi BBM, ruang fiskal pemerintah menjadi lebih besar. Perry mengatakan pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi pemerintah, investasi pemerintah dan konsumsi swasta.

“Daya dukung dari sisi fiskal untuk mendorong pertumbuhan itu akan jauh lebih tinggi sehingga kita percaya pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dan ini akan mendorong berbagai kegiatan ekonomi,” ujar Perry, Jumat (6/2).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi Inodnesia pada 2014 ini merupakan yang paling rendah sejak lima tahun terakhir. Ekonomi Indonesia pada 2010 tercatat tumbuh 6,38 persen, 2011 6,17 persen, 2012 6,03 persen. Sedangkan tahun 2013, ekonomi Indonesia tumbuh 5,58 persen.

Perry mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2014 tidak jauh berbeda dengan perkiraan BI. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2014 di angka 5,1 persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi tahun lalu rendah, menurut Perry, pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

Pasalnya, pada tahun 2014, banyak tekanan dari eksternal yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Dengan berbagai upaya stabilisasi yang sudah dilakukan, menurut dia pencapaian pertumbuhan ini masih sesuai sasaran kebijakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement