Jumat 30 Jan 2015 19:52 WIB

Ini Berbagai Kendala yang Dialami Pengusaha Wanita Indonesia

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengusaha UMKM
Foto: Ditjen Pajak
Pengusaha UMKM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pengusaha wanita Indonesia dan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah masih menemui sejumlah kendala dalam merintis dan mengembangkan bisnisnya. Utamanya dari aspek permodalan. Untuk meminjam dana ke bank, ada bunga tinggi yang dibebankan.

“Bunga bank masih terlalu tinggi, padahal di Cina saja sangat rendah sehingga semua orang berlomba menjadi pengusaha,” kata Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Dyah Anita Prihapsari kepada ROL, Jumat (30/1). Selain itu, masalah pajak dan upah minimum yang terus dinaikkan membuat pelaku usaha sulit melakukan pengambangan.

Listrik, lanjut dia, kabarnya juga akan dinaikkan berdasarkan rate dolar. “Listrik akan dibuat seperti yoyo, tidak ada kepastian,” tambahnya. Harga-harga yang labil tesebut akan menyulitkan para pengusaha kecil dan menengah dalam menetapkan harga.

Maka dari itu, seharusnya pemerintah aware memperhatikan hal tersebut. Ia pun mengusulkan sejumlah langkah strategis yang bisa ditempuh untuk menggairahkan kegiatan usaha, misalnya dengan menyediakan bunga khusus untuk UMKM yang tentunya rendah. Atau bisa juga pemerintah mengadakan perbankan yang khusus mengelola pembiayaan UMKM.

Diceritakan Dyah, saat ini anggota IWAPI berjumlah 30 ribu perempuan pengusaha dari 33 provinsi. Porsinya, 85 persen dari mereka masih berstatus usaha mikro, 13 persen usaha menengah dan 2 persen pengusaha besar termasuk Marta Tilaar dan Mooryati Soedibyo. Variasi usahanya, lanjut dia, dari mulai penjual kue hingga supplier senjata.

Karakteristik para pengusaha wanita biasanya bermula dari rumah tangga, serta menggeluti promosi lewat jalur online. Makanya, posisi IWAPI adalah membantu kemajuan usaha mereka termasuk mengupayakan agar kebijakan pemerintah tidak merugikan mereka.

Di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang menurun, lanjut dia, seharusnya pemerintah memberi dukungan pada pengusaha kecil dan menengah yang nantinya terlibat dalam Masyarakat Ekonomi Asean.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement