Jumat 23 Jan 2015 20:04 WIB

Penurunan Bunga KPR Subsidi tak Signifikan Tingkatkan Laju Properti

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Membeli rumah lewat KPR merupakan pilihan yang digemari banyak keluarga, terutama dari kelas menengah.
Foto: Republika/Prayogi
Membeli rumah lewat KPR merupakan pilihan yang digemari banyak keluarga, terutama dari kelas menengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) rumah subsidi melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) akan mempermudah masyarakat kelas menengah bawah untuk memperoleh rumah. Namun, penurunan ini tidak akan berdampak pada pertumbuhan properti secara signifikan.

Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan rencana penurunan suku bunga sebesar 250 basis poin dari 7,75 menjadi 5 akan mempermudah masyarakat menengah ke bawah mengangsur untuk rumah hunian.

Namun, selama dana FLPP tidak naik secara signifikan, tidak meningkatkan pertumbuhan properti. Tahun ini alokasi dana FLPP sekitar Rp 5,1 triliun, namun kata Eddy, masih ada alokasi dana Rp 1,5 triliun dari tahun 2014 yang belum diklaim sehingga perkiraan alokasi FLPP di tahun 2015 hanya sekitar Rp 3,6 triliun saja. Dana ini, kata dia hanya cukup untuk membangun sekitar 65 unit rumah subsidi. Pertumbuhan property tahun 2015 diprediksi 10 persen.

“Kalau dana itu tidak ditambah justru nanti unit rumahnya berkurang karena share pemerintah akan lebih besar untuk bank (untuk subsidi bunga),” ujar Eddy, saat dihubungi, Jumat (23/1).

Pemerintah, kata Eddy, masih memiliki pekerjaan rumah untuk mencari dana sebesar Rp 40 triliun guna mencukupi kebutuhan dana yang diperlukan untuk membangun rumah setiap tahun. Menurut dia, proses perizinan, pemangkasan birokrasi juga belum begitu dirasakan sehingga proses pembangunan property di Indonesia masih lambat.

Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus menuturkan turunnya suku bunga KPR rumah subsidi ini akan mempermudah konsumen segmen bawah mendapatkan rumah tapi tidak meningkatkan pertumbuhan properti. Menurut dia, pertumbuhan properti hanya akan meningkat jika alokasi FLPP ditambah secara signifikan.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono menyambut baik usulan pemerintah menurunkan suku bunga.  Menurut dia, penurunan bunga ini bisa berdampak positif bagi pertumbuhan kredit. Dengan diturunkannya bunga, semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses KPR FLPP. “Saya kira itu cukup bagus ya kalau memang pemerintah (menrurunkan bunga). Ini nanti akan kami hitung lagi,” kata Maryono, baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement