REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussy mengatakan, sampai saat ini backlog perumahan mencapai 13,5 juta unit. Makanya pembangunan perumahan perlu digenjot.
Antara tahun 2009 sampai 2014, ujar Eddy, REI bisa memenuhi 329 ribu unit rumah. "Sebenarnya REI bisa memenuhi kebutuhan rumah lebih banyak di atas harga yang ditentukan pemerintah lewat FLPP,"ujarnya.
Harga rumah melalui FLPP, terang Eddy, Rp 88 juta per unit. Menurut Eddy sanga sulit untuk memenuhi klasifikasi rumah senilai Rp 88 juta.
Hanya saja hingga tahun ini, kebutuhan akan rumah masih sangat tinggi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit perbankan.
Pada 2014, pertumbuhan kredit perbankan sebanyak 11,9 persen. Pada 2015 diprediksi pertumbuhan kredit sebesar 15,7 persen. "Ini menunjukkan kebutuhan rumah masih tinggi. Namun sayangnya pembiayaan rumah masih rendah,"katanya.