Kamis 15 Jan 2015 11:15 WIB

Presiden: Harga Premium Bisa Jadi Rp 6.400

Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga premium kemungkinan diturunkan dari Rp7.600 per liter menjadi Rp6.400 atau Rp6.500 pada bulan Februari, kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis.

"Sedang kita hitung besarannya. Kemungkinan di angka Rp6.400 hingga Rp6.500. Yang saya kejar sekarang adalah bagaimana harga sembako juga turun," kata Presiden Joko Widodo dalam seminar Indonesia Outlook 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Sofjan Djalil mengatakan harga BBM direncanakan turun lagi pada Februari, menyesuaikan dengan penurunan harga minyak dunia.

"Sekarang ini sedang kami hitung-hitung penurunannya. Saya yakin pada Februari akan turun lagi, sebab harga premium sudah mengikuti mekanisme pasar alias tanpa subsidi," katanya.

Menurut dia, saat ini harga premium memang diturunkan seiring harga minyak mentah yang terus menurun. Minyak mentah "light sweet" dilaporkan diberi label harga 50 dolar AS per barel pada saat musim dingin masih melanda Barat.

Pemerintah, katanya, berencana akan menetapkan harga BBM jenis premium dalam dua minggu sekali, sesuai dengan harga minyak dunia. "Kalau pertamax ditetapkan dalam dua minggu sekali. Untuk sementara (harga) premium ditetapkan sebulan sekali, tapi mungkin akan disesuaikan dalam dua minggu sekali," katanya.

Pada akhir 2014, pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar mulai 1 Januari 2015 pukul 00.00 WIB, menyusul penurunan harga minyak dunia.

Harga premium turun menjadi Rp7.600 per liter dari Rp8.500 per liter dan solar turun jadi Rp7.250 per liter dari Rp7.500 per liter.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement