Kamis 08 Jan 2015 10:19 WIB

Pengguna Elpiji 12 Kg Beralih ke Gas Melon

  Warga membawa sejumlah tabung gas elpiji 3 kg melewati genangan banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (21/12). (Antara/Novrian Arbi)
Warga membawa sejumlah tabung gas elpiji 3 kg melewati genangan banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (21/12). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Pengguna elpiji ukuran 12 kg beralih menggunakan gas ukuran tiga kilogram. Pengalihan itu lantaran melonjaknya harga gas nonsubsidi tersebut setelah kenaikan harganya.

"Sekitar 10 sampai 15 persen, pengguna gas elpiji yang menjadi pelanggan saya beralih menggunakan gas tiga kilogramnya karena harganya jauh lebih murah," kata pemilik pangkalan gas LPG di Jalan Raya Cibadak-Palabuhanratu, Iwan kepada wartawan di Sukabumi, Rabu (7/1).

Menurutnya, saat ini harga elpiji 12 kg dijual Rp 150 ribu per tabung. Sementara elpiji tiga kg, ia menjualnya Rp 17.500 per tabung tabung. "Terpaut harga yang cukup jauh," kata dia.

Jomplangnya harga menyebabkan pelanggan yang biasa menggunakan elpiji 12 kg beralih ke yang lebih murah. Bahkan sebelum harganya naik, banyak pelanggannya yang memborong gas 12 kg ini.

Selain itu, ia baru mengetahui gas nonsubsidi harganya naik ditayangkan di media massa karena jauh hari sebelum harganya naik tidak ada pemberi tahuan. Sehingga saat ini ia lebih memilih menjual elpiji 3 kg karena pasarnya lebih jelas dan konsumennya pun meningkat dibandingkan elpiji 12 kg.

"Sebagai pedagang kami tidak bisa menahan siapapun untuk membeli barang kami baik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah maupun menengah atas karena itu hak mereka. Dan hingga kini saya belum menerima aturan tentang penjualan gas subsidi," tambahnya.

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, R Iwan Wirawan mengatakan saat ini informasi yang masuk sudah ada sekitar 20 persen pengguna elpiji 12 kg yang bermigrasi menggunakan elpiji tiga kg namun itu baru sebatas informasi saja.

Rencananya dalam waktu dekat ini pihaknya akan turun ke lapangan untuk memeriksa persediaan dan antisipasi kecurangan yang dilakukan oleh oknum penyalur elpiji, selain itu inspeksi mendadak (sidak) yang akan dilakukannya ini bertujuan untuk mengetahui persediaan LPG khususnya ukuran tiga kilogram.

"Hingga saat ini dari pantauan kami penyaluran dan pembelian LPG 3 kg masih normal dan belum ada peningkatan, tetapi kami tetap melakukan pengawasan antisipasi terjadinya lonjakan pembelian "gas melon" tersebut," katanya.

Adapun kuota elpiji 3 kg untuk warga Kabupaten Sukabumi sebanyak 1,3 juta tabung dan 42 ribu tabung setiap bulannya untuk jenis bridge gas disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement