Rabu 07 Jan 2015 00:45 WIB

Indonesia Wajib Tingkatkan Konsumsi Batu Bara

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Proses bongkar muat batu bara dari kapal ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (12/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Proses bongkar muat batu bara dari kapal ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (12/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2014 perusahaan batubara Indonesia berhasil menghasilkan produksi melebih target yang ditetapkan. Target awal sebesar 420 juta ton ternyata mampu dilampaui dengan pencapaian 435 juta ton.

Sayang dari hasil ini Indonesia belum sepenuhnya menikmati hasil alamnya sendiri. Hal ini dikarenakan lebih dari 80 persen batu bara yang dihasilkan diekspor ke luar negeri salah satunya India dan Cina.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan hingga saat ini Indonesia baru bisa menyerap total dari produksi batu bara sekitar 20-25 persen saja. Pasalnya penggunaan batu bara sebagai bahan energi masih minim dipergunakan.

"Keinginan untuk meniadakan ekpor batubara semakin sulit. Kita (ESDM) diminta untuk menaikan produksi sementara penggunaan dalam negeri belum besar. Itukan semakin tidak mungkin," ungkap Sukhyar dikantor Kementrian ESDM, Selasa (6/1). Salah satu contoh tahun 2014, kewajiban untuk memasok kebutuhan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) hanya 76 juta ton.

Ini tidak sesuai dengan target yang mencapai 96 juta ton. Untuk menghadapi situasi seperti ini, Sukhyar menuturkan, langkah yang paling cepat bisa dilakukan pemerintah yaitu dengan menambah pembangkit listrik di berbagai daerah.

Hal tersebut karena industri listrik merupakan penggunan batu bara paling besar sejauh ini. Keinginan Sukhyar yang sejalan dengan pemerintah saat ini dalam meningkatkan industri lisrik bertenaga batu bara dinilai belum cukup untuk menyerap banyaknya produski batu bara.

Dengan keberadaan pembangkit litrik 35.000 Megawatt yang diprediksi rampung 2019, hanya akan menyerap 153 juta ton dari 442 juta ton. Artinya masih ada sekitar 289 juta ton yang siap 'dibuang' ke negeri orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement