REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan realisasi belanja subsidi energi pada 2014 sebesar Rp 239,99 triliun. Jumlah ini lebih kecil dari yang dianggarkan pada APBN Perubahan 2014 sebesar Rp 246,5 triliun atau tersisa sekitar Rp 6,5 triliun.
Khusus anggaran subsidi BBM, Bambang menyebut pemerintah menghabiskan sebesar sebesar Rp 164 triliun. Terdiri dari subsidi premium Rp 91,4 triliun, solar Rp 67,23 triliun, dan minyak tanah Rp 6,21 triliun. Ini lebih rendah dari pagu APBNP 2014 yang sebesar Rp 179,79 triliun untuk subsidi BBM.
"Realisasi lebih rendah tidak terlepas dengan penurunan harga minyak dan kebijakan penyesuaian harga yang dilakukan pemerintah," kata Bambang di kantor Kementerian Keuangan, Senin (5/1).
Sebenarnya, ujar Bambang, pemerintah telah menghemat anggaran subsidi energi sekitar Rp 17 triliun pada 2014. Namun, jmenjadi berkurang karena pemerintah memutuskan menambah kewajiban kekurangan pembayaran subsidi BBM kepada PT Pertamina (Persero) dari awalnya yang hanya Rp 3 triliun menjadi Rp 13 triliun pada 2014.
"Jadi pemerintah menambah pembayaran carry over sebesar Rp 10 triliun. Sehingga realisasi subsidi energi menjadi Rp 239,99 triliun. Ini untuk mengurangi beban Pertamina," ujarnya.
Mantan Wakil Menteri Keuangan tersebut mengungkapkan, dengan penambahan sebesar Rp 13 triliun, maka jumlah carry over kepada Pertamina menjadi Rp 33 triliun dari sebelumnya Rp 46,27 triliun.
Tahun ini, tambah Bambang, pemerintah berencana membayar carry over sebesar Rp 25 triliun sehingga sisanya hanya Rp 8 triliun. "Semoga bisa lunas pada 2016," kata dia.