Jumat 02 Jan 2015 14:26 WIB

BPS: Bensin Sumbang Inflasi Tertinggi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11).  (Antara/Rudi Mulya)
Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11). (Antara/Rudi Mulya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 2013, bensin masih menjadi penyumbang utama penyebab inflasi di Indonesia. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 bensin menyumbang inflasi sebesar 1,17 persen. Sedangkan pada 2014 bensin mendominasi penyebab inflasi sebesar 1,04 persen.

"Persentasenya pada tahun ini cenderung menurun, mungkin karena pengaruh kebijakan pemerintah," ujar Kepala BPS Suryamin, di Jakarta, Jumat (2/1).

Suryamin menambahkan, sumbangan inflasi dari bensin ini berpengaruh terhadap tarif lainnya yakni listrik dan angkutan dalam kota. Pada 2013 tarif angkutan dalam kota menyumbang inflasi sebesar 0,75 persen, sedangkan pada 2014 menurun menjadi 0,63 persen.

Sementara itu, tarif listrik pada 2014 justru menyumbang inflasi terbesar kedua yakni mencapai 0,64 persen. Jumlah ini lebih tinggi daripada 2013 yang hanya sebesar 0,38 persen.

Hanya saja ia menggaris bawahi, Desember 2014 pengaruhnya besar karena adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif listrik. Umumnya tutur dia, kenaikan tarif listrik tak hanya berpengaruh pada setelah namun juga sebelum keputusan dilakukan.

Selain itu, pada 2014 ini cabai merah juga menyumbang inflasi cukup besar yakni 0,43 persen. Jumlah ini meningkat dari 2013, yakni sekitar 0,31 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement