REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berbalik naik atau "rebound" pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang mulai membeli kembali setelah penurunan tajam di sesi sebelumnya.
Minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, naik 0,51 dolar AS menjadi menetap di 54,12 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari naik 0,02 dolar AS, menjadi ditutup pada 57,9 dolar AS per barel di perdagangan London.
Sementara itu, gangguan produksi di Libya juga membantu meningkatkan harga minyak mentah. Menurut perusahaan minyak milik negara National Oil Corp, milisi Islam pada Jumat (26/12) menyerang pelabuhan terbesar minyak negara itu, Es Sider, mengakibatkan beberapa tangki penyimpanan minyak terbakar.
Setelah serangan itu, produksi minyak di Libya dilaporkan jatuh setidaknya 65 persen dari tertinggi baru-baru ini 850.000 barel per hari pada Oktober.
Namun, kekhawatiran atas tingginya pasokan masih memberi tekanan turun terhadap harga minyak.
Badan Informasi Energi pada Rabu lalu melaporkan bahwa stok minyak mentah AS menambahkan 7,3 juta barel menjadi 387,2 juta barel pada pekan sebelumnya yang berakhir 19 Desember, tingkat tertinggi sejak Juni.
Sementara itu, OPEC, yang memproduksi sepertiga minyak dunia, memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi kolektifnya pada 30 juta barel per hari dalam pertemuan 27 November di Wina.