Senin 29 Dec 2014 19:05 WIB

Pertamina Gencarkan Penjualan BBG

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memeriksa pipa gas di kapal Pertamina Gas 2 di ship to ship (STS) Teluk Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (9/10).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas memeriksa pipa gas di kapal Pertamina Gas 2 di ship to ship (STS) Teluk Kalbut, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (9/10).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan produk Vi-Gas dan Envogas sebanyak 2,5 juta kl setara premium yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan. Rencana itu didukung dengan agresivitas perusahaan untuk membangun infrastruktur SPBU terintegrasi Vi-Gas dan Envogas.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, Pertamina sangat serius dan fokus untuk terus memacu penggunaan bahan bakar gas. Baik dalam bentuk liquefied natural gas (LNG) yang kini dalam masa pilot project, CNG dengan merek Envogas, maupun LGV (liquefied gas for vehicle) dengan merek Vi-Gas sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi BBM.

Saat ini, katanya, konsumsi Vi-Gas dan Envogas baru mencapai sekitar 0,1 persen dari konsumsi BBM bersubsidi.

Ia mengatakan dalam lima tahun mendatang diharapkan tingkat konsumsi itu akan meningkat menjadi sekitar 2,5 juta KL setara Premium. Optimisme tersebut didukung oleh program investasi perusahaan untuk pembangunan unit-unit penjualan Vi-Gas dan Envogas di SPBU secara terintegrasi, yaitu sebanyak 150 unit per tahun.

Khusus untuk Vi-Gas, tutur Ahmad, pertumbuhan konsumsinya telah meningkat rata-rata sekitar 40 persen per tahun dari semula 189 kl pada 2008 menjadi 913 kl pada 2013. Melihat tren tersebut, dia meyakini masyarakat akan lebih menerima Vi-Gas sebagai alternatif BBM di masa mendatang.

Saat ini, Pertamina telah mengoperasikan 12 SPB Vi-Gas di Jakarta dan 3 SPB Vi-Gas di Bali. Dibangunnya SPB Vi-Gas di Bandung merupakan langkah awal atas pengembangan Vi-Gas di Jawa bagian Barat dan untuk turut mensukseskan program pemerintah konversi penggunaan BBM ke BBG serta program peduli lingkungan.

“Kami juga membangun SPB Vi-Gas di beberapa kota lain, yaitu Semarang, dan Yogyakarta. Dengan jaringan SPBU Pertamina yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan memiliki dukungan finansial yang kuat sehingga dapat menjalankan kebijakan konversi tersebut secara cepat, tepat, dan masif,” terang Ahmad Bambang.

Penggunaan LGV kini menempati urutan ketiga bahan bakar transportasi yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah gasoline dan diesel. Di seluruh dunia, LGV, digunakan oleh lebih dari 23 juta kendaraan dan tersedia di lebih dari 67 ribu stasiun pengisian.

Vi-Gas dengan tekanan 8-12 bar di dalam tangki sangat tepat dan aman untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Bahkan, di banyak negara maju di Eropa dan Asia, porsi penggunaan LGV atau Vi-Gas lebih besar dari penggunaan BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement