REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Faisal Basri menyarankan Pertamina untuk bekerjasama dengan Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk meningkatkan produksi Mogas 92 atau pertamax.
Kilang yang dimiliki oleh TPPI di Tuban sendiri sudah tidak beroperasi sejak dua tahun lalu. Faisal Basri mengungkapkan, rencana tu bisa berjalan lancar bila tidak ada intervensi dari pihak lain, termasuk 'pemilik lama' Pertamina.
"Kalau menurut saya, kalau rencana bisnis bagus bisa lancar asal tidak ada pemilik lama yang cawe-cawe. Seperti sewakan fasilitas, transfer pricing, itu kan yang bank gak mau," katanya kepada awak media, Rabu (24/12).
Pernyataan Faisal Basri ini terkait sulitnya TPPI untuk menggaet modal dari perbankan, mengingat mereka masih terlilit hutang. "Kalau sekarang kan mereka tidak bankable. Karena yang maju TPPI dengan saham Pertamina yang mayoritas. Tapi kalau Pertamina yang masuk, mereka bakal di welcome. Makanya mungkin mereka maunya Pertamina take over dulu," lanjut Faisal.
Faisal menyarankan, pemerintah harus mengundang bank BUMN untuk kemudian melihat cash flow TPPI. "Soalnya TPPI ini solusi paling cepat untuk meningkatkan produksi RON 92," jelasnya. Sebelumnya, pihak TPPI menyatakan mampu memproduksi 45 ribu barel Mogas 92 dalam kurun waktu 2 minggu bila dapat beroperasi kembali.