Senin 22 Dec 2014 11:46 WIB

Jepang Jadi Potensi Besar Bagi Penerapan Ekonomi Syariah

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Indah Wulandari
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO–-Ekonomi syariah kian berkembang di negara-negara minoritas Muslim. Salah satunya negara yang berpotensi besar mengembangkannya adalah Jepang.

 “Jepang sebagai salah satu negara dengan rezim suku bunga rendah dan perekonomian terbesar ketiga di dunia memiliki satu kesempatan baik untuk mengembangkan ekonomi syariah,” ujar CEO pusat perbankan dan ekonomi syariah Al Huda, Muhammad Zubair Mughal seperti dilansir dari Zawya.com, Senin (22/12).

Apalagi,  ujarnya, Jepang dinilai memiliki akses keuangan yang baik dengan Malasysia, Indonesia, dan Singapura. Hal ini memungkinkan terjadinya bauran produk-produk keuangan yang ada.

Dia memastikan, tidak sulit untuk memulai industri keuangan syariah di Jepang. Memoles Jepang dalam mengembangkan keuangan juga bukan barang baru karena beberapa bank Jepang dan perusahaan keuangan telah menyediakan layanan syariah dan layanan asuransi Islam (takaful) di Malaysia, Timur Tengah, dan beberapa negara lainnya.

Apalagi, Jepang telah memiliki pengalaman menerbitkan sukuk setelah perubahan di rezim keuangan untuk memfasilitasi tumbuhnya ekonomi syariah di Jepang. Bursa saham Tokyo sebagai bursa saham terbesar di Asia menurut dia juga bisa menarik investor baru melalui indeks Islam dan sukuk yang bisa mendorong ekonomi di Jepang.

Mughal mengatakan bahwa Al Huda memiliki visi jangka panjang untuk mengembangkan industri perbankan dan keuangan Islam di Jepang.

Pihaknya, akan memberikan berbagai pelatihan kepada pelaku usaha di Jepang untuk mengembangkan ekonomi syariah. Untuk itu, ia akan bekerjasama dengan Asosiasi Halal Jepang. Semua pelatihan akan diberikan dalam bahasa Jepang.

“Pada tahap awal, kami menawarkan kapasitas layanan perbankan Jepang dan pasar keuangan, dan memberikan pelatihan khusus yang berbeda untuk industri perbankan Syariah dan keuangan di Tokyo pada akhir Februari, 2015,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement