Kamis 18 Dec 2014 15:28 WIB

Ini Cara Pemerintah Jaga Ekonomi di 2015

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri).
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan karena banyak ketidakpastian ekonomi global. Perbaikan fundamental ekonomi menjadi kunci agar Indonesia bisa tahan dari gejolak global.

"Dengan kondisi tersebut kita harus bisa menjaga agar di sisi keuangan dan pembiayaan tidak terganggu. Kuncinya jaga fundamental," Tutur Bambang, Kamis (18/12).  

Fundamental yang harus diperbaiki adalah mengurangi defisit. Terutama defisit transaksi berjalan berjalan alias selisih ekspor dan impor barang dan jasa.

Maklum, sejak 2011 Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan dan bahkan sempat melebar pada 2013. Meskipun defisit sudah membaik pada tahun ini, namun pemerintah harus terus berupaya menguranginya.

Caranya, jelas Bambang, dengan meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi impor. Baik itu impor barang maupun jasa. 

Pemerintah daerah pun harus meningkatkan kualitas produk-produk yang menjadi unggulan di wilayah masing-masing. "Kalau ekspor bisa didorong, itu akan sangat membantu neraca transaksi berjalan," dia mengatakan.

Selain defisit transaksi berjalan, pemerintah juga akan berupaya mengurangi defisit anggaran. Defisit anggaran harus dijaga jangan sampai melebihi 3 persen karena sesuai dengan UU Keuangan Negara.

Menurut dia, pembatasan tersebut sangat baik karena dapat menjaga ekonomi Indonesia dari kerentanan apabila ada gejolak global. Lalu dengan menggalakkan penerimaan dan melakukan efisiensi belanja,  pemerintah menargetkan defisit APBN pada 2019 mendekati 1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement