Kamis 18 Dec 2014 15:18 WIB

Tim

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11).  (Antara/Rudi Mulya)
Abdul Mukti (56) menata botol-botol yang berisi BBM jenis Premium (bensin) di kios bensin kejujuran di Jalan Raya Veteran, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/11). (Antara/Rudi Mulya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tim reformasi tata kelola migas kembali menggelar pertemuan. Kali ini tim "mafia migas" fokus membahas tentang formulasi harga minyak.

Anggota tim Djoko Siswanto mengungkapkan, bahwa salah satu rekomendasi yang akan diajukan kepada pemerintah nantinya adalah himbauan untuk tak lagi impor BBM Ron 88. "Petral akan direkomendasikan minggu depan, Rabu. Pokoknya kita merekomendasikan tidak ada lagi impor ron 88. Sedang diproses dan ditandatangani dan nanti dikirim," jelas Djoko kepada awak media, Kamis (18/12).

Djoko menambahkan, ke depan tidak akan ada lagi biaya pengeloloaan. Menurut Djoko, di negara lain BBM yang digunakan sudah terstandardisasi pada Ron 92.

"Pokoknya kita pengen gampanglah semua. Kalau sekarang kita ketergantungan di satu tempat, Ron 88. Sekarang dibelahan dunia manapun internasional pake 92, sehingga kita bisa dapatkan Ron 92 itu dari seluruh dunia. Tidak hanya di Singapura. Kalau sudah ketergantungan di situ, ya terserah dia. Kitanya jadi repot. Mana nyampur-nyampur lagi," lanjut Dkoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement