Rabu 17 Dec 2014 13:38 WIB

Pemerintah Harus Segera Respons Penurunan Rupiah

Rupiah
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mencari solusi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Seorang pemimpin jangan terlalu sering bepergian, kecuali sangat penting. Tugas pemimpin adalah mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Itu sangat penting," kata Nanat Fatah Natsir melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan salah satu tugas pemimpin adalah mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehingga melahirkan kebijakan untuk mengambil solusi jangka pendek dan panjang. Karena itu, dibutuhkan pikiran yang jernih dan objektif, tenang dan kondisi fisik yang prima.

Menurut Nanat, pemerintah harus cepat mengambil keputusan untuk mengantisipasi penyebab penurunan nilai tukar rupiah, baik faktor eksternal maupun internal.

"Jangan terlambat, Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyangkut martabat bangsa. Jangan dianggap sepele," ujar mantan rektor UIN Bandung itu.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp12.718 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.725 per dolar AS.

"Rupiah menguat meski tipis terhadap dolar AS menyusul adanya intervensi secara intensif dari Bank Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta

Pada Selasa sore (16/12), nilai tukar rupiah sempat melemah sembilan poin menjadi Rp 12.722 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.713 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan sentimen eksternal menjadi faktor utama bagi pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Seiring dengan data ekonomi di Amerika Serikat yang cenderung positif, para pelaku pasar uang mengekspektasikan suku bunga AS (Fed rate) dapat naik lebih cepat dari perkiraan.

"Pelaku pasar sebelumnya memperkirakan Fed rate akan naik pada pertengahan tahun 2015, namun itu bisa lebih cepat jika perbaikan ekonomi di AS berkelanjutan. Kalau suku bunga di sana naik, berarti akan membuka peluang imbal hasil yang lebih besar di AS," katanya.

 

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement