Rabu 17 Dec 2014 00:00 WIB

Rupiah Terus Rontok, Ini yang Dilakukan Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) menyimak laporan Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang juga Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Istana Bogor, Jabar, Senin (24/11).  (Antara/Andika Wahyu)
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) menyimak laporan Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang juga Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Istana Bogor, Jabar, Senin (24/11). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hampir menyentuh angka Rp 13 ribu. Jokowi mengatakan, pemerintah akan mendorong kegiatan ekspor agar rupiah kembali menguat.

"Kita terus dorong industri yang bergerak di bidang eskpor dan tentu saja mengerem barang impor. Memang jalan yang paling baik itu, meskipun saat ini Bank Indonesia sudah melakukan intervensi," ujarnya usai menutup Rapat Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kantor pusat BPK, Jalan Gatot Subroto, Selasa (16/12).

Menurut Jokowi, menguatnya harga dolar tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara lain. Hal ini, kata dia, terjadi karena adanya penarikan dolar kembali ke Amerika. Meski demikian, presiden meyakini kondisi ini tidak akan berlangsung lama.

"Dengan fundamental ekonomi kita, dengan perbaikan ruang fiskal kita, ya semoga untuk di Indonesia itu tidak berjalan lama," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Jokowi berharap, tahun depan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan kembali stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement