Senin 15 Dec 2014 19:14 WIB

BI: Inflasi, CAD, dan Hutang Luar Negeri Harus Dikendalikan

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menerima ucapan selamat seusai pelantikannya di Gedung MA, Jakarta, Jumat (25/7). Mirza Adityaswara kembali menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior BI periode lima tahun kedepan.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menerima ucapan selamat seusai pelantikannya di Gedung MA, Jakarta, Jumat (25/7). Mirza Adityaswara kembali menjabat sebagai Deputi Gubernur Senior BI periode lima tahun kedepan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai pelemahan rupiah harus distabilkan. Negara yang masih punya problem inflasi, defisit transaksi berjalan (CAD), dan hutang luar negeri termasuk Indonesia harus rajin mengendalikan.

Deputi Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan pelemahan rupiah menjelang akhir tahun 2014 sifatnya sementara. Sebab, saat ini pasar keuangan sedang melakukan reposisi investasi terkait dengan rapat The Fed (FOMC) pada 16-17 Desember.

"Yang dikhawatirkan akan bisa bernada hawkish terkait percepatan kenaikan suku bunga The Fed," kata Mirza saat dihubungi Republika, Senin (15/12).  Mirza memastikan BI secara aktif hadir di pasar valas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) untuk stabilisasi nilai rupiah.

Menurutnya, mata uang negara lain juga melemah terutama yang punya problem inflasi, CAD dan hutang luar negeri swasta. "Negara yang masih punya problem CAD dan inflasi serta utang luar negeri harus disiplin mengendalikan inflasi,CAD dan utang luar negeri swasta," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, mengatakan melemahnya rupiah karena beberapa faktor antara lain Rapat FOMC Selasa-Rabu (16-17/12), menguatnya ekonomi AS dan kemungkinan The Fed naikkan suku bunga.

"Selain itu di dalam negeri kita masih menghadapi masalah current account deficit, selain meningkatnya permintaan dolar AS di akhir tahun, melemahnya rupiah diharapkan bersifat temporer," jelasnya saat dihubungi Republika, Senin.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah di level Rp 12.599 pada penutupan pertama per Senin (15/12) dan semakin melemah pada penutupan kedua di level Rp 12.700.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement