REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ledakan penduduk Indonesia sebesar 30 persen menyebabkan berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya, ke depan pengangguran akan turun. Tapi penduduk menganggur didominasi oleh masyarakat berpendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi).
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia I Dewa Gede Karma Wisana, Jumat (12/12). "Angka pengangguran akan turun, tapi pengangguran akan didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan SMA ke atas," kata Dewa. Ia menjelaskan pengangguran tersebut dilatarbelakangi oleh pilihan kerja yang terbatas dan gaji yang dirasa tidak sesuai.
Bahkan rentang waktu proses mencari kerja (termasuk rekrutmen) yang lama menjadi penyebab tingginya pengangguran dari kalangan sarjana. "Pekerja berpendidikan tinggi yang berusia 15 sampai 29 tahun akan mengincar sektor formal. Sedangkan seleksi di sektor ini sangat ketat," tutur Dosen FE UI itu.
Dewa menyampaikan bahwa terjadi ketidaksesuaian antara kemampuan pekerja dan ketersediaan lapangan kerja. Ia menjelaskan garis pemisah antara penyedia dan tenaga kerja mencapai 40 hingga 60 persen.
Alasannya bukan karena tak ada lapangan pekerjaan, namun kemampuan dengan lowongan yang ditawarkan. Menurutnya hal ini jugalah yang membuat tingkat pengangguran pendidikan tinggi meningkat.
Maka itu diperlukan penyaluran kerja tepat sasaran pada sektor yang kekurangan SDM. Pemerintah pun harus mengupayakan agar persebaran tenaga kerja bisa merata. Serta meningkatkan ketersediaan lapangan kerja untuk berbagai bidang keahlian.