REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 18 persen pada 2015. Target tersebut sejalan dengan target pertumbuhan kredit perbankan secara umum dari OJK dan BI yang mencapai 15 hingga 17 persen.
Direktur Finance dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Mansyuri, mengatakan pertumbuhan kredit sangat dipengaruhi oleh ekses likuiditas perbankan. Pertumbuhan kredit pada November 2014 yang hanya mencapai 12,6 persen merupakan dampak ekses likuiditas yang hanya Rp 16 triliun - Rp 17 triliun.
Menurutnya, saat ini ekses likuiditas perbankan menunjukkan geliat membaik berada di kisaran Rp 30 triliun. "Kalau kita lihat kondisi likuiditas menbaik. Harapan kita di akhir 2014 ini kredit perbankan mungkin tumbuh 13 sampai 14 persen," kata Pahala seusai memberikan materi di acara Media Gathering Bank Mandiri di Bukittinggi, Jumat (12/12).
Pihaknya optimis target pertumbuhan kredit perbankan secara umum dan target Bank Mandiri akan tercapai melihat peningkatan ekses likuiditas perbankan. "Untuk 2015 harapannya kalau Bank Mandiri bisa tumbuh sekitar 16-18 persen. Di perbankan secara umum sesuai harapan OJK di 15-17 persen, rasa-rasanya dimungkinkan. Kalau tahun ini tumbuhnya 14 persen tahun depan 15 persen dimungkinkan karena likuiditas juga membaik," jelasnya.
Di samping itu, pihaknya melihat pertumbuhan kredit segmen retail lebih cepat. Menurutnya, 33 persen portofolio Bank Mandiri di retail. Sementara dari sisi pendapatan kredit retail menyumbang 49 persen. Artinya 50 persen pendapatan Bank Mandiri disumbang kredit segmen retail. Kedepan akan lbh besar komposisi aset kita dari sisi retail.
Sementara kredit korporasi tumbuh sekitar 10-11 persen, dan di luar itu ada pembiayaan segmen institusional banking yang perkirakan tumbuh 18-22 persen. Pada September 2014, pertumbuhan kredit korporasi yang paling tinggi dari sektor konstruksi dan kelistrikan.