Kamis 11 Dec 2014 15:03 WIB

Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi

Pasokan Cabai
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pasokan Cabai

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Kenaikan harga cabai rawit di Tabalong, Kalimantan Selatan, menjadi salah satu pemicu inflasi di Bumi Saraba Kawa itu, selain dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak, kata Kepala Badan Pusat Statistik Tabalong Haryadi.

Hal tersebut disampaikan Haryadi dalam rapat koordinasi terkait dengan inflasi di Tabalong bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung, Rabu (10/12).

"Ada 10 komoditi yang menjadi pendorong inflasi di Tabalong selain kenaikan harga bensin, yakni cabai rawit, ikan gabus, pasir, dan cabai merah," katanya.

Kelompok bahan makanan lainnya yang menjadi penyumbang inflasi, di antaranya sawi hijau dan ikan nila, sedangkan komoditas penahan inflasi mencakup anggur, jeruk, emas, ikan peda, dan tongkol.

Andil bensin dan cabai rawit terhadap inflasi di kabupaten itu, masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,2 persen.

"Menjelang peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW kemungkinan harga kelompok makanan, seperti daging sapi, cabai merah, bawang, dan bumbu dapur lainnya juga akan naik yang berdampak pada terus naiknya inflasi di Tabalong," katanya.

Saat ini, harga cabai rawit di pasar setempat mencapai Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram. Harga itu lebih mahal dibandingkan dengan sebelumnya yang berkisar Rp80 ribu per kilogram.

Data BPS, inflasi di Tabalong pada Oktober sebesar 0,2 persen, naik pada November mencapai 1,26 persen, dan laju inflasi diprediksi pada Desember menyusul naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok hingga tarif angkutan sebagai dampak kenaikan harga BBM.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong Abdul Muthalib Sangaji meminta jajaran Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi terus melakukan pemantauan harga di berbagai pasar.

"Kita akui dampak kenaikan harga BBM cukup luas, tidak hanya tarif angkutan umum termasuk pula kelompok bahan makanan yang menyebabkan angka inflasi di Tabalong pun naik dibanding bulan sebelumnya," kata Abdul didampingi Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Syaiful Ikhwan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement