Rabu 10 Dec 2014 09:41 WIB

Kadin Prediksi Ekonomi 2015 Belum Menggembirakan

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto memberikan sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2014 , Jakarta, Senin (8/12).
Foto: Prayogi/Republika
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto memberikan sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2014 , Jakarta, Senin (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan prediksi ekonomi pada tahun 2015 dinilai masih belum sepenuhnya menggembirakan, baik karena faktor internal maupun situasi perekonomian eksternal.

 

"Prediksi ekonomi 2015 belum sepenuhnya menggembirakan karena masih diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Suryo Bambang Sulisto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/12).

 

Menurut dia, prediksi tersebut antara lain karena kebijakan moneter dalam negeri yang dinilai belum dapat mengatasi defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan, serta masih dibayangi oleh faktor eksternal yang mengkhawatirkan.

 

Ia berpendapat, selama kurun waktu pelaporan 2013-2014, kondisi ekonomi Indonesia sedang berada pada titik pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.

 

"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 adalah 6,5 persen, pada tahun 2012 turun menjadi 6,2 persen dan selanjutnya lebih menurun pada tahun 2013 menjadi 5,7 persen dan diperkirakan pada tahun 2014 hanya mampu tumbuh sebesar 5,3 persen," kata Suryo.

 

Ketua Umum Kadin juga mengatakan, faktor internal tercermin pada rapuhnya struktur ekonomi dan struktur usaha di Indonesia karena lemahnya sisi pasokan dari perekonomian.

 

Sedangkan faktor eksternal diwarnai oleh belum pulihnya krisis di negara-negara maju (Uni Eropa dan Amerika Serikat) dan menurunnya kebijaksanaan likuiditas ultra-longgar Amerika dan negara-negara maju.

 

Hal tersebut, ujar Suryo, mengakibatkan terjadinya arus modal keluar dari negara-negara yang terkena dampak kebijaksanaan tersebut, termasuk Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement