Jumat 05 Dec 2014 16:14 WIB

Analis Saham: Kenaikan BBM Bisa Mendorong Investasi Gas

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Petugas megisi bahan bakar gas (BBG) di salah satu SPBG, Jakarta, Jumat (28/3). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas megisi bahan bakar gas (BBG) di salah satu SPBG, Jakarta, Jumat (28/3). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai mengundang angin segar bagi geliat konversi energi minyak ke gas. Bahkan, akan terjadi akselerasi konversi tersebut sehingga gas akan menjadi competitor utama Pertamina. 

“Kenaikan harga BBM di Indonesia juga di Negara ASEAN akan membuat orang mencari alternatif, dan gas berpeluang untuk itu,” kata Analis Saham dari PT Astronacci Gema Miriadi dalam seminar yang diselenggarakan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang bertajuk “Hilangnya Subsidi BBM dan Pengaruhnya Terhadap Industri Gas dalam Kacamata Pelaku Pasar” pada Jumat (5/12). 

Peluang tersebut, kata dia, telah dibaca oleh perusahaan Sido Mulya Selaras. Diceritakanya, tepatnya pada 12 November 2014 perusahaan tersebut memperoleh izin dari pemegang saham untuk menandatangani perjanjian investasi dengan Global Emerging Market (GEM) global yield fund senilai Rp180 miliar dengan jangka waktu tiga tahun. 

Makanya, yang mesti dilakukan pemerintah yakni menambah memperluas jaringan Floating Storage Receiving Terminal (FSRU) di wilayah lain, terutama membidik kawasan Indonesia Timur. Saat ini, lanjut dia, PT PGN telah membangun FSRU di kawasan Galangan Kapal Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan. Nama FSRU tersebut adalah PGN FSRU Lampung. 

FSRU adalah tempat penyimpanan sementara LNG sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung. Pasca peresmian nama, FSRU Lampung akan berlayar dari Ulsan menuju Lampung pada Senin, 14/4/2014. Ia diperkirakan sampai di Lampung pada pertengahan Mei 2014. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement