REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemanfaatan dana obligasi sebagai salah satu sumber dana perbankan dinilai positif. Asalkan dibarengi dengan iklim usaha yang baik.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan dimasukannya komponen obligasi sebagai sumber dana atau deposit cukup memberi angin segar kepada perbankan. Karena bisa mengurangi rasio utang terhadap deposite atau loan to deposite ratio (LDR).
"Saat ini batas LDR di 78-92 persen sudah banyak bank yang mentok ke batas atas, paling tidak bisa menambah kondisi yang sekarang," ujar David saat dihubungi, Kamis (4/12).
Namun, kata dia perlu dicatat bahwa iklim usaha harus sehat. Jika iklim bisnis buruk, hal ini bisa berakibat pada meningkatnya NPL atau kredit macet.
Masuknya komponen obligasi sebagai deposit akan membuat LDR menjadi rendah. Jika LDR rendah, bank lebih leluasa memberikan kredit, namun jika tidak dibarengi dengan iklim usaha yang baik, hal ini justru bisa menyebabkan kredit macet menjadi tinggi.
Sebaliknya, jika LDR yang semakin rendah akibat dimasukkannya komponen obligasi dalam deposit tidak dibarengi dengan iklim usaha yang baik misalnya dengan peizinan yang lebih mudah, hal ini akan menyulitkan Bank Indonesia. Pasalnya, iklim usaha yang tidak kondusif membuat kredit menjadi tidak tersalurkan. Akibatnya, deposit ini akan disimpan di BI. BI memiliki beban untuk memberikan bunga pada dana yang disimpan tersebut.
BI berencana akan mengubah penghitungan komponen LDR dengan memasukkan komponen surat berharga. Selama ini yang dianggap sebagai deposite hanya dana pihak ketiga saja.