Rabu 03 Dec 2014 15:38 WIB

BUMN Merugi, Tanri Abeng: Seharusnya Kita Malu

Rep: cr 05/ Red: Indah Wulandari
Tanri Abeng
Foto: yogi ardhi/republika
Tanri Abeng

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama RI Tanri Abeng sempat mengaku malu atas kerugian yang dialami sejumlah BUMN.

Menurut dia, sebuah bisnis memang ada siklusnya, tidak hanya berorientasi jangka pendek. "Tapi terlepas dari itu, seharusnya BUMN kita ini memiliki pangsa pasar tinggi mestinya tidak rugi, perlu pengamatan dan penganalisaan," ujar Tanri, Rabu (3/12).

Kerugian bisnis, menurutnya, bisa disebabkan fluktuasi pasar yang tiba-tiba. "Misalnya soal Garuda,  kita lihat secara indusrti penerbangan, bila tidak ada masalah, berarti masalahnya ada di Garuda sendiri," jelasnya.

Tanri melanjutkan, dari segi daya tahan dalam negeri, BUMN Indonesia memang lebih baik. "Hampir semua BUMN kita memiliki dasar kompetensi yang baik. Hanya yang masih kurang itu soal penetrasi keluar," lanjut dia.

Kendala penetrasi keluar itu, kata dia, disebabkan banyaknya ketidakpastian hukum untuk BUMN yang melangkah keluar negeri. "Kalau BUMN rugi, dianggap kerugian negara, makin tidak mau saja mereka inisiatif go international," katanya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan keuntungan, tambah dia, sebaiknya dilakukan restrukturisasi kembali BUMN. "Misalnya, BUMN yang mengelola minyak itu bagusnya dijadikan satu sektor saja lalu harus terkonek langsung ke Kementerian. Jadi makro mikronya konek, BUMN minyak bersatu langsung nyambung ke ESDM," ujar dia.

Seperti diketahui, sejumlah BUMN yang merugi kata Menteri BUMN Kabinet Kerja Rini Soemarno, seperti Garuda Indonesia yang menderita kerugian terbesar, di luar itu PT Aneka Tambang dan PLN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement