REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - PT Astra Internasional Tbk (ASII) mengaku tertarik dengan bisnis di sektor properti. AStra pun sudah memulai membangun fondasi di sektor tersebut, meski belum akan masuk secara besar-besaran.
Iwan Hadiantoro, Chief Group Treasury and Investor Relations PT Astra International Tbk mengatakan saat ini, jumlah kelas menengah terus bertambah. Hingga muncul tren kebutuhan rumah-rumah vertikal di kota besar. "Menarik bagi Astra untuk masuk ke sektor ini," ujarnya di Bogor, akhir pekan lalu.
Namun, ia menuturkan untuk saat ini, ASII fokus menjalankan bisnis utama yang sudah berjalan seperti otomotif, keuangan, alat berat dan pertambangan, agrobisnis, infrastruktur dan logistik serta teknologi informasi.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta kondisi sosial yang bergerak positif membuat strategi pengembangan bisnis Astra ke sektor properti menjadi langkah bisnis yang menarik. Iwan menjelaskan, pihaknya saat ini tengah membangun tiga tower perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta dengan nilai investasi sebesar 600 juta dolar. Tiga tower tersebut akan selesai pada tahun 2017.
Selain itu, unit-unit apartemen di bangunan tersebut sudah terjual hingga mencapai 80 persen dan sisa 20 persen. "Ada 500 unit di apartemen, Sejauh ini pembangunan berjalan baik," katanya.
Menurutnya, pembangunan tersebut memanfaatkan lahan seluas tiga hektare untuk membangun kantor menara Astra dan apartemen residensial.
Dia menjelaskan, bisnis di sektor properti dilakukan berdasarkan hasil kajian manajemen perusahaan. Hasilnya, ada kebutuhan perkantoran dan hunian vertikal akan terus bertumbuh. "Ini menjadi modal ke depan jika bisnis yang ada bagus dan potensinya besar," ungkapnya.
Iwan menuturkan pihaknya pula akan memanfaatkan lahan non-land bank. Selama ini, katanya, pihaknya memanfaatkan lahan untuk manufaktur di Sunter, Jakarta Utara, dan akan beralih ke komersial dan residensial.