Sabtu 29 Nov 2014 00:45 WIB

Pemerintah Kaji Pemindahan Operasi Petral ke Indonesia

  (dari kiri) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru Dwi Soetjipto, menteri BUMN Rini Soemarno dan menteri ESDM Sudirman Said saat memberikan keterangan kepada pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/11).   ( Republika/Prayogi)
(dari kiri) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru Dwi Soetjipto, menteri BUMN Rini Soemarno dan menteri ESDM Sudirman Said saat memberikan keterangan kepada pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/11). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mengkaji untuk memindahkan operasi anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Energy Trading Limited atau Petral dari Singapura ke Indonesia.

Menteri BUMN Rini Soemarno dalam jumpa pers pengumuman Direksi Pertamina yang baru di Jakarta, Jumat, mengatakan, pihaknya masih mengkaji secara menyeluruh keberadaan Petral.

"Terbaik adalah semua proses dilakukan di Indonesia. Namun, tentunya, memindahkan Petral ini tidak bisa langsung," katanya.

Hadir dalam jumpa pers Menteri ESDM Sudirman Said dan Dirut Pertamina yang baru, Dwi Soetjipto.

Menurut Rini, pemerintah menginginkan semua sistem pengadaan dari hulu hingga ke hilir Pertamina termasuk Petral berjalan transparan.

"Memang ini tugas berat bagi direksi baru, namun kami yakin ke depan Pertamina bisa menglobal dan efisien," ujarnya.

Menurut dia, soal Petral dan sistem pengadaan secara keseluruhan menjadi pekerjaan rumah pertama bagi direksi baru Pertamina dalam tiga bulan.

Direksi baru Pertamina, lanjutnya, juga akan bekerja sama erat dengan Komite Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Faisal Basri.

Sudirman menambahkan, Presiden Joko Widodo sudah berkomitmen serius membenahi tata kelola migas termasuk Petral.

"Komite kaji menyeluruh mulai peran, kinerja, proses bisnis hingga kepemimpinan di Petral. Karena kadang kala sistem sudah baik, tapi pemimpinnya tidak, maka bisa tidak baik," katanya.

Menurut dia, dalam waktu dekat, Komite Reformasi akan bertemu Direksi Pertamina baru dan juga berkunjung ke Petral di Singapura.

Sesudah itu, lanjutnya, Komite akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang keberadaan Petral ke depan.

"Mau diapakan Petral ke depan. Tapi, kita tidak gegabah. Keputusan akan berdasarkan fakta dan bukan memutus secara serampangan," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement