REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mencoba untuk menstabilkan pasar minyak global dengan tidak melebihi produksi tahunan 525 juta ton, Menteri Energi Alexander Novak mengatakan pada Senin.
"Inilah yang bisa kita lakukan untuk menstabilkan pasar dunia," Novak mengatakan kepada saluran TV Rusia, Rossiya 24.
Banyak anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) melebihi kuota produksi mereka, kata Novak. Anggota OPEC akan bertemu di Wina pada Kamis (27/11) untuk membahas apakah organisasi ini, yang memproduksi sepertiga dari minyak mentah dunia, akan memangkas produksinya.
Beberapa pekan terakhir, harga minyak dilaporkan turun. Hal ini dipicu oleh pasokan minyak di pasaran cukup berlimpah sementara pertumbuhan ekonomi di negara-negara industri seperti Cina mengalami perlambatan sehingga menurunkan kebutuhan akan minyak.
Sejauh ini anggota OPEC telah terpecah dalam masalah ini. Menurut sebuah laporan dari Bank of America, OPEC mungkin menurunkan target produksinya tidak lebih dari 500.000 barel per hari. Sementara itu, Pavel Zavalny, wakil ketua komite energi Majelis Rendah Parlemen Rusia atau Duma, menekankan perlunya Rusia untuk bergabung dengan OPEC jika organisasi itu memutuskan untuk mengurangi produksi minyaknya.
Menurut Zavalny, pemotongan jumlah produksi minyak diperlukan karena semua pemain ingin harga minyak stabil. Namun, ia setuju dengan Novak bahwa "hampir mustahil" produksi minyak akan menurun karena semua itu sudah tertulis dalam kontrak mereka.
Merurut Menteri Keuangan Anton Siluanov, penurunan harga minyak telah merugikan Rusia hingga 100 miliar dolar AS per tahun