Senin 24 Nov 2014 23:24 WIB

Sektor Infrastruktur 'Kecipratan' Sentimen Positif dari Naiknya BBM

Rep: CR05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor yang lebih produktif disambut baik kalangan analis.

Analis saham dan rupiah PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe misalnya. Dia menilai pengalihan subsidi tersebut bisa menghemat Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN) sampai ratusan trilliun."Betapa besar dana yang selama ini untuk 'dibakar' saja. Duitnya sekarang bisa dialihkan untuk infrastruktur, janji Presiden kan begitu," ujar Adi kepada Republika, Senin (25/11).

Dia juga menyambut positif program kemaritiman pemerintah ke depan. "Dana itu bisa untuk bikin jalan, pelabuhan, atau lebihnya biaya dari kartu sehat yang hanya 10 triliyun per tahun juga misalnnya setara dengan bisa bangun 10 bandara," kata dia.

Karenanya, menurut dia, sektor infrastruktur otomatis akan terkena sentimen positif. Senada dengan Analis Trust Securities Reza Priyambada yang menilai pertumbuhan sektor infrastruktur ke depan akan semakin cerah.

"Untuk jangka panjangnya positif, asalkan pemerintah betul-betul merealisasikan janji pengalihan subsidi itu," ujar dia.

Sedangkan emiten yang akan terkena dampak cukup negatif, tambah dia, seperti sektor transportasi.

"Yang berhubungan transportasi seperti otomotif juga terkena sentimen negatif barangkali untuk sementara," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement