Selasa 18 Nov 2014 17:13 WIB

Tarif BBM Naik, Penjualan Pertamax Diprediksi Meningkat

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas mengisikan bahan bakar minyak (BBM) Pertamax pada sebuah angkutan Bajaj di sebuah stasiun pengisian BBM umum (SPBU) di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/4).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petugas mengisikan bahan bakar minyak (BBM) Pertamax pada sebuah angkutan Bajaj di sebuah stasiun pengisian BBM umum (SPBU) di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina memprediksi penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax akan meningkat mencapai 10 ribu kiloliter (kl) per hari. Padahal, sebelum kenaikan harga, konsumsi premium hanya 2.500 kl per hari.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, setelah kenaikan harga, konsumsi pertamax diprediksi meningkat. Bahkan bisa mencapai 10 ribu kl per hari dalam kurun waktu tiga bulan. ''Sebelum kenaikan pertamax hanya 2.500 kl,'' kata dia, Selasa (18/11) siang.

Pemerintah resmi menaikkan tarif BBM bersubsidi pada Selasa (18/11) mulai 00.00 WIB. Harga premium menjadi Rp 8.500 dan solar Rp 7.500.

Dia menerangkan, perkiraan penjualan pertamax akan meningkat karena disparitas harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi semakin kecil. Pasalnya, selisih harga premium dan pertamax hanya sekitar Rp 1700. Harga saat ini premium Rp 8.500 dan pertamax sekitar Rp 10.200.

Hanung melanjutkan, selain karena kenaikan tarif BBM bersubsidi disparitas harga semakin kecil juga disebabkan turunnya harga minyak mentah dunia. Besar kemungkinan harga pertamax masih bisa turun lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement